Minggu Itu.....????
Pagi Minggu itu aku terbangun dalam mimpi panjangku, pagi itu aku harus menunaikan beberapa kewajiban sebagai seorang hamba Allah, menghadiri pengajian dengan saudari-saudariku, dan datang ke walimahannya mbak Vini dan mas Ibenk. Pukul 09.00 berdenting tapi aku masih berada di kost-an, ya aku terlambat nih, karena pengajian itu dimulainya pada pukul 09.00 teng. Ya nggak apa-apa pikirku, yang terpenting datang khan…..Aku pun tiba dalam majelis itu hampir pukul 09.30, ya hitung-hitung terlambat 30 menit, tapi ternyata majelis itu juga baru mulai, acara baru dimulai dengan tilawah. Alhamdullilah bathinku bergumam…..
Waktu terus bergulir merangkak pagi itu, aku pun ngomong sama MR ku, “mbak entar aku pulang cepat ya, aku mau ke pernikahan temanku”. Iya jawabnya, Alhamdullilah pada pukul 11.15 pengajian itu selesai, aku dan satu saudariku langsung meninggalkan majelis itu untuk mendatangi ke daerah tujuan. Yap…Tepat pukul 12.00 aku pun bertemu dengan temanku yang dari kemarin sudah janjian untuk berangkat ke acara walimahan itu. Kami pun segera naik taxi menuju ke pesta pernikahan rekan kerja kami itu. Woi…akhirnya kami sampai, bertepatan dengan acara pemotretan untuk anak-anak TRANS TV, kami pun segera ikut bergabung dalam acara dokumentasi itu, ya paling tidak untuk kenangan-kenangan. Ya nggak…..???
Acara pun selesai, kami pun beranjak untuk pulang meninggalkan kedua mempelai dengan iringan doa semoga mereka berbahagia lahir dan bathin….. Siang itu ternyata belum cukup perjalanan seorang pengembara dunia. Aku sama teman-teman berkunjung ke Rumah Sakit Pertamina, rencananya untuk menjenguk rekan kerja kita Ardi, sudah satu bulanan ia sakit, eh gak tahunya ia sudah balik ke rumahnya di Depok. Kita pun segera menyisir ke kantor, treng….treng sampailah kita di kantor.
Lalu cepat –cepat kubergegas untuk shalat zhuhur karena sudah pukul 14.00. Setelah shalat aku menyempatkan menelepon saudari-saudariku di Palembang. Yap, udah selesai pikirku, waktunya untuk pulang, teriak bathinku…...
Ketika Aku mau menapakkan langkahan kakiku, ada seseorang dihadapkan dan berkata “Mona sudah tahu…?” Aku pun bertanya “Tahu Apa ya mas?” Mbaknya kecelakaan……Tubuh dan kepalanya tergilas motor, dia langsung pingsan seketika.
Tersentak Jiwaku seketika, segera kuucapkan Inallillah, gimana ceritanya, kapan, dimana, tahu dari siapa dan keadaan dia sekarang gimana?” Berbagai Pertanyaan pun terlontar dari mulutku……
Langsung kutelepon rumahnya untuk memastikan kejadian itu, dimas pun mengangkatnya, kubertanya sama dia, ya ternyata benar. Aku bertanya mbaknya sekarang dimana ? dia jawab mbaknya sedang tiduran. Ya berarti aku bisa nelepon dia sekarang. Lalu teleponku itu diangkat oleh seorang ibu, ternyata ibunya. Segera kubertanya “gimana bu kondisi mbak, sekarang lagi diapain?” Mbaknya lagi diurut. Memang benar dari balik telepon itu aku dapat merasakan penderitaan saudariku itu, dia menjerit kesakitan ketika tangan mbah pijat itu mengurutnya. Desah hati dan jiwaku tak tertahan, aku harus segera berada disamping dia, teriak bathinku……..
Sgera kubergegas untuk shalat Ashar, habisnya makan. Dan aku pun langsung cabut ke rumah orang yang kusayangi itu. Dalam perjalanan itu pengembara dunia mau cepat-cepat sampai, tapi memang kondisi tidak memungkinkan, suasana di jalan macet banget, ya mau nggak mau aku harus jalani kondisi ini……. Akhirnya sampailah aku dalam perjalanan panjang itu. Aku segera mencari dia, tapi orang yang pertama kali yang kutemui justru ibunya, berceritalah sang ibu. Dan aku bertanya sekarang mbaknya dimana? Dia sedang mandi, “aahh jawabku....” Nggak percaya........????
Dia pun selesai mandi, segera kudekati dia, gimana mbak? Dia pun langsung ngomong “Ngapain kesini?, aku sehat-sehat saja” Wow, tersentak hatiku sedih mendengar perkataan itu. Tapi aku pura-pura nggak mendengar, jangan sedih mona, kau datang untuk seorang saudari yang sangat kau sayangi karena tali kasih Allah. Azan pun berkumandang, kita shalat berjamaah, setelah aku bertanya lagi, mbak kepala dan badannya gimana? Sakit dan pusing jawabnya. Nggak beberapa lama, beberapa saudariku dari kantor datang juga, bisa pulang nih pikirku sama-sama mereka. Dia juga tidak membutuhkanku disini, pikirku. Tapi sebelumnya, kita mengajak dia untuk berobat memeriksakan kepalanya, mungkin saja ada masalah. Karena dia sempat pingsan dan masih pusing……..
Treng….treng perjalanan para pengembara dunia pun sgera menyisiri dunia malam. Malam itu kita menyusupi keheningan malam nan dingin…… Sampailah kita di sebuah rumah sakit, lalu kita bertanya, kita mau sitish scan pak, ya maaf bu disini nggak ada. Dimana ya pak ? Di Rumah Sakit Pasar Rebo atau Harapan bunda, kita pun meluncur ke RS Pasar Rebo, ya baru disana ada. Proses pemeriksaan dilakukan, dan alhasil ronsennya tidak ada keanehan apa-apa, semuanya baik. Tapi hanya tinggal satu lagi, sitish scan, besok baru bisa diperiksa.
Akhirnya selesai, saudari-saudari yang lain pulang, kecuali aku. Karena hatiku memaksa aku untuk menemani, menjaga dan merawatnya. Sampai di rumah, kita makan mie dulu sebelum akhirnya tidur. Namun, aku nggak bisa tidur, aku masih memikirkan keadaaannya, aku ingin selalu menjaganya malam itu sampai waktu shubuh pun tiba. Dan mataku yang sangat ngantuk itu, terpaksa harus kebuka lebar-lebar untuk menunaikan kewajibanku menyembah Allah, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Setelah selesai itu sebenarnya aku ingin tidur, untuk menghilangkan rasa kantuk walau hanya sebentar, tapi aku nggak bisa. Dia pun mengajak aku untuk menghirup udara segarnya pagi hari di atas rumah. Sejuk, segar dan nikmat…….
Setelah itu kita lihat fhoto-fhoto masa lalunya, dan memijat dia. Namun, telepon rumah berdering, seorang teman Dpranya meneleponnya bertanya sesuatu tentang kegiatan Dpra itu. Aku pun berdiam diri diatas, sampai tibanya segera aku ke bawah untuk mandi. Setelah itu shalat Dhuha. Kemudian, setelah shalat aku bilang sama dia “Mbak masih sakit punggung dan kepalanya?” Sedikit jawabnya. Sini aku pijatin jawabku. Pada saat itu gelora bathin dan jiwaku sangatlah bahagia. Aku sangat bersyukur sama Allah telah memberikanku kesempatan untuk menjaga, merawat orang yang sangat aku sayangi. Rasanya pada saat itu akulah orang yang paling berbahagia di dunia ini, begitu besar nikmat dan kasih sayang Allah samaku.
Sampai pada waktunya, aku harus segera pulang karena besoknya aku harus bekerja………
(Untuk Mbak Sayang, Aku senang mbak sudah sembuh. Besok-besok hati-hati ya, trus jangan Bandel lagi ……..)