Saturday, May 29, 2004

Curahan Hati Seorang Hamba
Yang Tengah Mencari Cinta Sejati




Sesungguhnya harta,tahta dan keluarga adalah ujian bagi hamba-hambamu yang berpikir. Oleh karena itu, aku juga harus siap ketika ketiga-tiganya nanti hilang terhempas dari diriku.

Sesungguhnya mereka tidaklah hilang, namun hanya kembali pada pemilikNya saja. Aku bukan pemilik itu semua, karena aku hanyalah sebagai tempat penitipan barang yang tak mungkin mampu menahan semuanya itu untuk diambil sang pemilikNya.

Ketika aku membaca sebuah buku mengatasi rasa duka karangan Dr.Tony Lake seketika itu pula aku mulai terbangun dari apa yang selama ini aku lakukan. Kesedihan yang aku sembunyikan kini terungkap sudah. Rasa yang aku pendam sendiri mulai terbongkar setelah aku membaca beberapa halaman dari buku itu.

Semisal perihal aku sakit kemarin, semua itu adalah bentuk dari sebuah kesunyian, kesunyian fisik tepatnya. Kesunyian yang tercipta karena adanya perasaan yang begitu dalam telah kusembunyikan. Perasaan yang sulit bagiku untuk melawan rasa kesepian karena sebuah kepergian. Kepergiaan yang menyebabkan satu buah bagian di dalam hati ini yang hilang dan yang tak dapat mungkin kukembalikan.

Perasaan yang menyebabkan aku ingin selalu sendiri menjauhi teman-teman, yang sebenarnya mereka sangat memperhatikan. Aku merasa mereka seolah-olah tidak akan pernah mengerti dan paham akan adanya diriku.

Namun aku tahu dan aku sadar
Cinta tak kan mungkin dapat kembali aku kejar
Hanya menanti dan bersabar
Tuk menunggu datangnya seberkas cahaya yang bersinar

Mentari itu kan terus terbit kembali
Esok hari dan lusa nanti
Namun hati yang selalu menunggu tak sabar hati
Berjumpa kembali mata indah nan jeli

Perasaan seperti ini aku sadari
Karena dia takkan pernah abadi
Cuma satu jawaban yang pasti
Kembali bersama dalam cinta yang suci

Hidup akan terus berganti
Hari tak kan pernah mundur kembali
Hanya satu yang tertanam di hati
Inginkan satu cinta Illahi......


Aku nggak tahu tahu kapan perasaan ini kan berakhir, namun semuanya akan aku tunggu dan selalu kutunggu. Sampai aku temui cinta abadi yang kan menuju surga jannati.......

(Untuk jiwa yang tengah merindui cinta sejati)

Anugerah Terindah yang Kumiliki



Minggu itu adalah hari yang begitu indah, dan banyak rahmat,nikmat dan hidayah untukku. Di hari minggu yang subhanallah itu, Sang Kekasih memberikan aku sejuta rasa kasih sayang dan kelezatan iman yang luar biasa.

Tepatnya di sebuah masjid yag bernama "Masjid Agung Al-Azhar". Disana aku dipertemukanNya dengan seorang saudari seiman, dan memiliki ghirah yang sangat tinggi. Saat itu, kita sama-sama mengikuti pertemuan akbar sebagai kewajiban hamba Allah terhadap saudara seakidahNya, "Peduli Palestina".

Dalam pertemuan itu semua anggota majelis berdoa untuk saudara-saudara kita di negeri Palestina yang tengah bergejolak. Mengutuk keras negara Amerika Serikat dalam aksinya menewaskan Syeikh Ahmad Yassin dan para syuhada lainnya yang menjemput mautnya dengan kesyahidan di jalan Allah. Allahhu Akbar Sungguh Allah Maha Besar.....

Di majelis yang mulia itu juga, kita sama-sama saling berbagi rasa dan menyumbang untuk saudara/i kita di Palestina. Sebuah kewajiban sebagai saudara. Semoga dengan doa dan sedikit bantuan dari kita dapat meringankan beban mereka. Aamiin....

Dan ternyata di majelis yang begitu subhanallah itu, Sang Maha Pengasih dan Penyayang memberikan aku seorang adik yang imut-imut, manja, dan yang pasti hamba pilihan Allah. Nikmat yang sangat luar biasa dan hadiah terindah untukku.

Entah kenapa ketika aku berpisah sama dia, di kost-an ku aku langsung teringat sama dia. Ada rasa rindu dan sayang yang membuat diriku sendiri heran dan bertanya, "Apa yang terjadi dengan hati hambaMu ini ya Allah?" Sebuah getaran kasih sayang untuk seorang adik, tuntutan bathinku untuk memiliki dia. Dan ..... entah perasaan apalagi.....

Perasaanku tak kubiarkan begitu saja, seketika aku sms dia, kalau aku kangen dan sayang sama dia. Sebuah ungkapan yang ikhlas dan tulus dari seorang kakak. Dan subhanallah....tanpa kuduga dan kusangka, ternyata hatinya merasakan itu juga. Saat itulah aku sadar Allah telah mengikat hati kami dengan kasih sayangNya. Subhanallah.....summa subhannallah......

Hari demi hari pun terus bergulir dan ternyata setelah aku sadari, Allah telah memberikan aku sebuah cermin kehidupan untuk diriku. "Dia adalah aku, aku adalah dia" Sikap dan hati kami ternyata sama, manjanya, kekanak-kanakan. Namun yang berbeda dengan aku, dia adalah adik yang pintar dan ghirahnya subahanallah. Aku akan belajar darimu dek, tapi kamu jangan harus jaga kesehatannya ya dek ......

(To My Dearest Sister in Bautifull World)