Anugerah Terindah yang Kumiliki
Minggu itu adalah hari yang begitu indah, dan banyak rahmat,nikmat dan hidayah untukku. Di hari minggu yang subhanallah itu, Sang Kekasih memberikan aku sejuta rasa kasih sayang dan kelezatan iman yang luar biasa.
Tepatnya di sebuah masjid yag bernama "Masjid Agung Al-Azhar". Disana aku dipertemukanNya dengan seorang saudari seiman, dan memiliki ghirah yang sangat tinggi. Saat itu, kita sama-sama mengikuti pertemuan akbar sebagai kewajiban hamba Allah terhadap saudara seakidahNya, "Peduli Palestina".
Dalam pertemuan itu semua anggota majelis berdoa untuk saudara-saudara kita di negeri Palestina yang tengah bergejolak. Mengutuk keras negara Amerika Serikat dalam aksinya menewaskan Syeikh Ahmad Yassin dan para syuhada lainnya yang menjemput mautnya dengan kesyahidan di jalan Allah. Allahhu Akbar Sungguh Allah Maha Besar.....
Di majelis yang mulia itu juga, kita sama-sama saling berbagi rasa dan menyumbang untuk saudara/i kita di Palestina. Sebuah kewajiban sebagai saudara. Semoga dengan doa dan sedikit bantuan dari kita dapat meringankan beban mereka. Aamiin....
Dan ternyata di majelis yang begitu subhanallah itu, Sang Maha Pengasih dan Penyayang memberikan aku seorang adik yang imut-imut, manja, dan yang pasti hamba pilihan Allah. Nikmat yang sangat luar biasa dan hadiah terindah untukku.
Entah kenapa ketika aku berpisah sama dia, di kost-an ku aku langsung teringat sama dia. Ada rasa rindu dan sayang yang membuat diriku sendiri heran dan bertanya, "Apa yang terjadi dengan hati hambaMu ini ya Allah?" Sebuah getaran kasih sayang untuk seorang adik, tuntutan bathinku untuk memiliki dia. Dan ..... entah perasaan apalagi.....
Perasaanku tak kubiarkan begitu saja, seketika aku sms dia, kalau aku kangen dan sayang sama dia. Sebuah ungkapan yang ikhlas dan tulus dari seorang kakak. Dan subhanallah....tanpa kuduga dan kusangka, ternyata hatinya merasakan itu juga. Saat itulah aku sadar Allah telah mengikat hati kami dengan kasih sayangNya. Subhanallah.....summa subhannallah......
Hari demi hari pun terus bergulir dan ternyata setelah aku sadari, Allah telah memberikan aku sebuah cermin kehidupan untuk diriku. "Dia adalah aku, aku adalah dia" Sikap dan hati kami ternyata sama, manjanya, kekanak-kanakan. Namun yang berbeda dengan aku, dia adalah adik yang pintar dan ghirahnya subahanallah. Aku akan belajar darimu dek, tapi kamu jangan harus jaga kesehatannya ya dek ......
(To My Dearest Sister in Bautifull World)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home